Headlines News :
Home » , , , , , , , » Menghidupkan Semangat Misionaris Katolik Menghadapi Islam

Menghidupkan Semangat Misionaris Katolik Menghadapi Islam

Written By Unknown on Kamis, 08 November 2012 | 22.01

Berawal dari kekawatiran yang sangat mendalam dikalangan Gereja Katolik, ketika melihat kehidupan dan pertumbuhan Muslim di daratan Eropa, maka para Uskup menyerukan kepada seluruh Uksup di daratan Eropa menghidupkan semangat misionaris, yang belakangan menghadap semakin banyak para pemeluk Katolik pergi.

Memang pertumbuhan pemeluk Katolik di daratan Eropa terus merosot, dan semakin banyak kalangan muda, yang meninggalkan agama mereka. Mereka menjadi tidak lagi tertarik dengan agama Katolik, yang dimata mereka bukan saja tidak rasional, tetapi para Uskup dan Pastor, banyak melakukan praktek yang menyimpang.

Para Uskup sangat takut dengan kecenderungan pengikut Katolik di sejumlah negara, terutama di Italia, Perancis, Jerman, Belanda, Belgia, Inggris, dan sejumlah negara di kawasan Skandinavia, jumlah pemeluk Katolik, terus menurun, dan mereka semakin apatis terhadap gereja.

Sudah sangat jarang para pemeluk Katolik, yang terikat dengan gereja. Kebaktian di hari Minggu, seperti di Itali, sudah tidak lagi menarik. Anak-anak muda lebih suka menonton bola, atau pergi klub-klub anak-anak muda, yang menyelenggarakan acara yang sifatnya hiburan. Semangat ke gereja sudah tidak lagi menjadi bagian yang penting bagi kalangan remaja di daratan Eropa. Agama Katolik sudah tidak lagi mereka minati.

Sebaliknya, kalangan Uskup semakin kawatir dengan pertumbuhan Muslim di daratan Eropa, yang terus meningkat seperti grafik yang meningkat. Pemeluk Islam bukan hanya dari kalangan imigran Afrika atau Timur Tengah, tetapi penduduk asli Eropa, tiap hari mereka masuk Islam.

Di Perancis setiap bulannya orang-orang Perancis, lebih 50 orang yang masuk ke dalam Islam. Bahkan, di bulan Agustus lalu, menurut data dari Islamic Center yang ada Paris, orang-orang Perancis yang masuk Islam, hampir mencapa 100 orang.

Karena itu, para Uskup di seluruh daratan Eropa bertemu selama tiga minggu untuk merencanakan strategi ke depan bagi Gereja yang jamaahnya terus berkurang, dan merasa para Uskup sangat prihatin pertumbuhan Muslim dan khawatir tentang minoritas Kristen di negara-negara Muslim, yang menurut komentar peserta pertemuan para Uksup seperti yang dirilis oleh Vatikan.

Memang, ketika berlangsung dalam pertemuan itu, Islam hampir tidak disebutkan dalam dokumen pertemuan Sinode Evangelisasi Baru yang di Roma yang dihadiri lebih 262 Uskup dari seluruh dunia termasuk dari daratan Eropa, dan pertemuan itu berlangsung dengan sangat tertutup. Tidak wartawan yang diizinkan meliput acara pertemuan para Uskup itu.

Tetapi, salah satu perserta pertemuan yang hadir dalam pertemuan itu, menyebutkan bahwa pertemuan itu, mengatakan para Uskup banyak mendiskusikan masa depan agama Katolik, yang semakin banyak ditinggalkan para jemaahnya, dan sebaliknya pertumbuhan Muslim di daratan Eropa, termasuk di berbagai belahan dunia lainnya, terus meningkat.

Salah seorang Uskup, bahkan menyebutkan sebagai ancaman "Muslim" terhadap Eropa, karena melihat trend yang terus meningkat data jumlah pemeluk Islam didaratan Eropa dan belahan dunia lainnya, terutama di negara-negara yang mayoritas penduduk beragama Katolik dan Proteskan.

"Tidaklah mengherankan bahwa Islam telah menjadi agendan penting dalam pertemuan Uksup ini," kata Uskup Prancis Uskup Paul Desfarges, yang mengepalai keuskupan Constantine di Aljazair, ungkap wartawan di Roma minggu ini. "Ini adalah masalah yang sangat pokok menyangkut Eropa."

Kristen, dengan sekitar 2 miliar pengikut, merupakan agama terbesar di dunia dan separuh lebih merupakan pengikut Katolik. Jadi separuh pengikut Kristen, dan kondisinya sekarang ini terus merosot, khususna di negara-negara maju, seakan mereka sudah tidak butuh lagi terhadap agama Kristen maupun Katolik.

Situasi ini terus menimpa kehidupan umat Kristen dan Katolik di Eropa, ditambah situasi krisis ekonomi, yang langsung berdampak terhadap mereka, seperti yang dialami oleh Yunani yang sekarang ini menghadapi gulung tikar. Sedangkan gereja tidak mampu berbuat apa-apa menghadapi situasi krisis.

Para Uskup mempunyai perkiraan pertumbuhan umat Islam, yang trendnya terus meningkat di daratan Eropa, yang sekarang jumlah sudah mencapai hampir 30 juta di seluruh daratan Eropa. Sementara itu, jumlah umat Islam di seluruh dunia mencapai 1,4 miliar, dan empat-perlima dari mereka di luar dunia Arab, tumbuh dalam jumlah yang jauh lebih cepat daripada Kristen, yang jumlahnya menyusut di jantung Eropa.

"Kita perlu analisis yang jauh lebih berkembang dan diskusi tentang konsekuensi dari kehadiran Islam di dunia Barat," kata Sydney Kardinal George.
Beberapa revolusi di dunia "Arab" telah menyebar di seluruh Afrika Utara dan Timur Tengah telah mendorong Islam ke panggung politik. Ini menjadi ancaman yang sangat riil, seperti yang terjadi Mesir, dan Tunisia.

Bahkan, jauh sebelum revolusi "Arab", di Irak, Jordania, Suriah, dan Lebanon, sudah banyak para pengikut Katolik dan Kristen yang melakukan eksodus ke luar negeri, terutama ke Eropa dan Amerika. Mereka merasa masa depan mereka menjadi suram, dan tidak lagi memiliki tempat yang aman di dunia Islam, karena itu mereka lari ke negara-negara Barat. Inilah yang sangat memprihatinkan para Uskup yang sedang berkumpul di Vatikan.

Kyrillos William, Katolik Koptik uskup Assiut, melukiskan gambaran gamblang tentang situasi yang dihadapi minoritas Kristen Mesir yang besar - sekitar 10 persen dari populasi - sejak pergolakan Musim Semi Arab.

"Setiap hari sejak Ikhwanul Muslimin berkuasa, kita melihat langkah-langkah baru terhadap Islamisasi negara," katanya. "Kristen terus dianggap warga kelas dua dan banyak hak-hak mereka tidak diakui."

"Beberapa militan Islam menuntut bahwa kita meninggalkan negara," kata Uskup. "Kami telah mengatakan kepada mereka, " Tidak, ini adalah negara kami dan tempat tinggal kami". Memang, kebencian Muslim selama beratus tahun, para pengikut Katolik dan Kristen, menjadi alat penindas penjajah, dan melakukan kolaborasi dengan penjajah. Mereka ikut dalam pemerintahan yang menjajah penduduk pribumi. Ketika terjadi perubahan, kebencian terhadap orang Kristen dan Katolik, sudah tidak dapat ditahana lagi.

Di Afrika Barat, di mana Kristen dan Islam yang berlomba-lomba pengikut baru di antara para pengikut animisme, dan Uskup Katolik merasa memiliki kelemahan ganda. "Ekspansi yang cepat dari Islam dan terutama penyebaran fundamentalisme di Afrika Barat sangat mengkhawatirkan Gereja," kata Uskup Nicodeme Anani Barrigah-Benissan dari Togo.

"Ini hanya membutuhkan waktu satu hari untuk menjadi Muslim, tetapi tidak mungkin untuk meninggalkan agama ini nanti," katanya. Sebaliknya, ia menambahkan, dibutuhkan setidaknya tiga tahun belajar bagi orang dewasa untuk menjadi seorang Katolik, dan kemudian dibaptis, tetapi mereka tetap dapat meninggalkan Katolik dengan sesuka hati.

Patriark Gregory III Laham, kepala Uskup yang berbasis di Damaskus dari Melkite Yunani Gereja Katolik, berpendapat bahwa ajaran utama Islam - bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah nabi-Nya - lebih mudah bagi orang untuk memahami.

Tentu, tidak mudah bagi misi Kristen atau Katolik, yang berusaha keras memurtadkan mereka, karena agama Islam telah begitu merasuk dalam kehidupan penduduk Afrika. Uskup Desfarges melaporkan bahwa beberapa Muslim Aljazair telah murtad dan pinjdah ke Katolik. "Murid-murid baru kadang-kadang ditolak oleh keluarga mereka sendiri atau harus sangat berhati-hati," katanya.

Bechara Boutros Rai, seorang Uskup di Beirut dari Gereja Maronit yang memiliki hubungan dengan Vatikan, mengatakan bahwa "beberapa konversi rahasia oleh Muslim ke Kristen" di Lebanon.

"Evangelisation dipraktekkan di negara-negara Arab dengan cara yang tidak langsung," katanya, melalui jaringan luas sekolah Kristen, rumah sakit dan media penyiaran yang menyebarkan pesan Gereja tanpa secara eksplisit memberitakan hal itu.

Namun beberapa Uskup, terutama dari negara-negara di mana ketegangan antara Kristen dan Muslim tampaknya sangat buruk, melihat pertemuan kedua agama sebagai sebuah kesempatan untuk dialog, bukan sebagai alasan menghujat satu dengan lainnya.

"Meskipun kesan sering diberikan oleh media dunia, saya ingin menekankan bahwa orang Kristen di Nigeria diri mereka tidak berada di bawah penindasan secara besar-besaran oleh umat Islam," kata Uskup Agung Abuja John Olorunfemi Onaiyekan sinode.

Perdebatan Islam di konferensi berawal ketika Kardinal Peter Turkson, kepala Dewan Vatikan untuk Keadilan dan Perdamaian, yang memutara video menunjukkan bahwa Eropa dengan cepat yang dikuasai oleh umat Islam.

Kardinal Andre Vingt-Trois dari Perancis, mengatakan Muslim di Eropa, tidak akan terlalu lama lagi, Perancis akan menjadi negara Muslim, dan berpenduduk mayoritas Muslim. Ini sebagai konsekuensi logis, karena semakin banyak orang yang meninggalkan agama Kristen dan Katolik, dan sebagian diantara mereka kemudian memeluk Islam. Eropa sedang berubah menuju Islam, dan ini sangat logis. Wallahu'alam.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar