Headlines News :
Home » , , , , , , , , , » Gaya Sufi Penulis Sufi Klasik: Imam Al-Ghazali

Gaya Sufi Penulis Sufi Klasik: Imam Al-Ghazali

Written By Unknown on Kamis, 08 November 2012 | 21.14

Kebiasaan mengacaukan opini dan pengetahuan, adalah kebiasaan yang sering dijumpai setiap hari pada saat ini, Imam al-Ghazali menganggapnya seperti wabah penyakit.

Dalam memandang semua ini, dengan ilustrasi berlimpah serta dalam sebuah atmosfer yang tidak kondusif bagi sikap-sikap ilmiah, Imam al-Ghazali tidak hanya memainkan peranan sebagai seorang ahli diagnosa.

Ia telah memperoleh pengetahuannya sendiri dalam sikap sufistik, dan menyadari bahwa pemahaman lebih tinggi—menjadi seorang sufi—hanya mungkin bagi orang-orang yang dapat melihat dan menghindari fenomena yang digambarkannya.

Imam al-Ghazali telah menghasilkan sejumlah buku dan menerbitkan banyak ajaran. Kontribusinya terhadap pemikiran manusia dan relevansi gagasan-gagasannya, ratusan tahun kemudian tidak diragukan lagi.

Mari kita perbaiki sebagian kelalaian pendahulu-pendahulu kita, dengan melihat apa yang dikatakannya tentang metode. Apakah yang dimaksud dengan 'Cara al-Ghazali'? Apa yang harus dilakukan seseorang agar menyukainya, orang yang diakui sebagai salah seorang tokoh besar dunia bidang filsafat dan psikologi?

Imam al-Ghazali tentang Tarekat
Seorang manusia bukanlah manusia jika tendensinya meliputi kesenangan diri, ketamakan, amarah dan menyerang orang lain.

Seorang murid harus mengurangi sampai batas minimun, perhatiannya terhadap hal-hal biasa seperti masyarakat dan lingkungannya, karena kapasitas perhatian (sangatlah) terbatas.

Seorang murid haruslah menghargai guru seperti seorang dokter yang tahu cara mengobati pasien. Ia akan melayani gurunya. Kaum sufi mengajar dengan cara yang tidak diharapkan.

Seorang dokter berpengalaman akan menentukan sebuah perlakuan-perlakuan tertentu dengan benar. Kendati pengamat luar mungkin saja sangat terpesona terhadap apa yang ia katakan dan lakukan; ia akan gagal melihat pentingnya atau relevansi prosedur yang diikuti.

Inilah mengapa, tidak mungkin bagi murid dapat mengajukan pertanyaan yang benar pada waktu yang tepat. Tetapi guru tahu apa dan kapan seseorang dapat mengerti.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar