Saya akhirnya menemukan ancaman untuk kesejahteraan saya sebagai seorang muslim yang tinggal di Barat. Namanya adalah Dick Cheney." Ujar Sabria Jahwar, seorang jurnalis terkemuka.
"Pada awalnya saya pikir ancamannya adalah kelompok anti-hijab yang ingin meluluskan undang-undang larangan penutup kepala di gedung-gedung umum, karena mereka kira mereka sedang berusaha untuk membebaskan Muslimah dari tekanan masyarakat patriarki yang berat. Atau mungkin karena perempuan baik-baik membuat pria kulit putih merasa gugup. Saya tidak tahu.
"Kemudian saya yakin ancaman tersebut adalah Fox News. Mereka melakukan yang terbaik untuk mengejek dan kemudian membedah pidato Presiden Obama kepada umat muslim. Mereka yakin ada pesan tersembunyi untuk "teroris" dalam kutipan Obama yang diambil dari Al Qur'an, dan kemudian bertanya-tanya mengapa ia melemparkan Israel dan semua Muslim perempuan "di bawah bis" dengan alasan mereka hanya tahu."
Tapi, tidak. Adalah Cheney. Dick Cheney yang pandai bicara dan terus terang yang telah membuat talk show dan ceramah berulang-ulang memberi peringatan bahwa Obama membuat dunia Barat kurang aman dari teroris. Setiap mantan presiden dan Wakil Presiden selama 200 tahun lebih telah dapat tetap menutup mulutnya dan membiarkan pemerintahan yang baru melakukan pekerjaan mereka. Tetapi Cheney merasa berkewajiban untuk memberi tahu dunia bahwa pemerintahan baru sudah siap untuk membiarkan teroris menang.
"Bagaimana ini menjadikan Cheney ancaman bagi saya? Dia yang membangkitkan kenangan 9 / 11 di setiap kesempatan, mengingatkan Amerika bahwa hampir 3.000 orang tewas di tangan extremis." Ujarnya "Kita memang tidak boleh melupakan peristiwa 9 / 11. Namun terdapat perbedaan antara mengingat dan menghormati mereka yang telah tewas dan menggunakan tragedi tersebut untuk mengeksploitasi ketakutan."
Cheney mengatakan menutup penjara di Teluk Guantanamo dan membawa tahanan ke penjara di tanah AS akan membuat Amerika kurang aman. Cheney mengatakan pemerintahan Bush telah melakukan pekerjaan yang sangat sulit untuk menjaga agar teroris tidak menyerang lagi. Tapi itu hanya soal waktu sebelum Pemerintahan Obama membiarkan salah satu masuk dan AS akan mendapatkan lagi serangan 9/11 yang baru.
Sebuah subtext dari pidato Cheney adalah bahwa Islam merupakan ancaman bagi keamanan AS. "Saya ingat beberapa minggu lalu klip video dari Jon Stewart's Daily Show yang menunjukkan seorang pembunuh yang telah dijebloskan ke penjara menjelaskan bagaimana dia makan bagian dari tubuh korbannya, mendorong orang untuk bertanya-tanya mana yang merupakan ancaman: pembunuh kanibal yg makan daging manusia yang keluar dari penjara dengan keamanan maksimum atau pemuda 19 tahun ingin membuktikan kedewasaannya di medan perang Afghanistan."
Cheney tidak berbicara tentang ancaman kanibal dalam perbatasan Amerika karena tidak ada hubungannya dengan argumennya. Kita berasumsi bahwa pembunuh berantai dan pemerkosa gila aman di balik jeruji. Tetapi untuk beberapa alasan yang cerdas pemuda-pemuda dengan pendidikan menengah, tidak ada keluarga, tidak ada kemampuan bahasa Inggris dan pemahaman budaya AS yang hanya berkisar pada film Steven Segal dan Arnold Schwarzenegger, akan menyebabkan malapetaka di Anytown, Amerika Serikat.
Dengan mengingatkan masyarakat Amerika bahwa teroris mungkin ada di sebelah rumah anda, Cheney mendorong Ann Coulters dan Michael Savages dan pengikut ekstremisnya untuk memuntahkan kebencian mereka. Para Bapa Coughlins modern ini untuk mendapatkan rekruitmen baru untuk menimba perang melawan ancaman imajiner tentang Islamifikasi dunia Barat, pelaksanaan Shariah dan memakai hijab yang tampaknya mengancam peradaban Barat.
Pidato Cheney memberikan tampilan yang wajar dalam pertikaian atas kebijakan Obama, tapi dihitung untuk mencambuk orang-orang sayap kanan ke dalam sebuah kehebohan anti-Muslim. Ini akan memberi dorongan kepada legislator negara untuk meloloskan undang-undang larangan hijab di dalam gedung-gedung publik dan dalam KTP yang dikeluarkan pemerintah. "Kami telah melihat upaya seperti itu." Legislatif negara bagian Oklahoma telah berusaha untuk meloloskan sebuah undang-undang larangan memakai hijab dari pada foto SIM dan identitas yang dikeluarkan pemerintah lainnya. RUU tersebut telah diberhentikan pada bulan April. Namun upaya ini, dikompori oleh Cheney dan pihak sayap kanan, menimbulkan iklim tanpa toleransi.
"Saya prihatin terhadap saudara-saudaranya di Barat. Saya tidak mendengar sedikitpun suara keprihatinan atas pelecehan agama kami dan fakta bahwa kita semua dilabeli dengan kata "teroris" oleh Cheney dan orang-orang semacamnya.
"Tidak, Cheney tidak memberitahu dunia bahwa teman saya di Kanada adalah teroris, atau bahwa kelompok kecil teman wanita Saudi saya di Newcastle, Inggris, adalah teroris. Tetapi ia mungkin juga telah mengatakan demikian. Kami sedang berada di Kanada, Amerika Serikat dan Inggris untuk pendidikan." Tegas Jawhar. "Tetapi setiap kali Cheney berbicara, maka kemeja cokelat abad ke-21 miliknya menuliskan kata-kata "Setiap Muslim adalah Teroris"." Ujar Jawhar menyimpulkan.
Sabria Jawhar adalah kolumnis dan mantan kepala biro Jeddah untuk koran harian berbahasa Inggris, Saudi Gazette di Jeddah, Arab Saudi. Ia dianggap salah satu jurnalis perempuan terkemuka di Arab Saudi. Pada tahun 2007 ia tercatat sebagai panelis dalam Seminar Internasional Media untuk Perdamaian di Timur Tengah ke-15 dari PBB di Tokyo, Jepang.
0 komentar:
Posting Komentar